Pengajaran Tuhan Yesus Mengenai Berbahagia Dalam Matius 5:3-12

Authors

  • Yohanes Enci Patandean Sekolah Tinggi Teologi Simpson

DOI:

https://doi.org/10.46445/ejti.v2i2.103

Keywords:

Berbahagia, Matius, Yesus, Pengajaran

Abstract

Yohanes Enci Patandean, Preaching the Lord Jesus to be blessed in Matthew 5: 3-12. This article discusses the preaching of the Lord Jesus concerning of blessing in Matthew 5: 3-12 and analyzed there are three points to be analyzed, that is the understanding of blessing, blessing objects/goals and the reasons why should be blessed. The method that used is descriptive with a qualitative approach to the biblical text, and word analysis methods. In the text of Matthew 5: 3-12, Jesus teaches about blessed which includes the standard of living of the blessed people and the reasons why believers should be blessed. Jesus gives the preaching of blessing which includes the standard of living of a happy person is poor before God; mourning; gentle; hunger and thirst for righteousness; generous; sacred heart; bring peace; persecuted by righteousness; blemished and persecuted for Christ; and slandered all evil.

 

Yohanes Enci Patandean, Pengajaran Yesus Mengenai Berbahagia Dalam Matius 5:3-12. Artikel ini membahas tentang pengajaran Tuhan Yesus mengenai berbahagia dalam Matius 5:3-12 dan dianalisis ada tiga hal pokok yang menjadi analisis yaitu pengertian berbahagia, sasaran/objek berbahagia serta alasan-alasan mengapa harus berbahagia. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada teks Alkitab, dan metode analisis kata. Dalam teks Matius 5:3-12, Yesus memberikan pengajaran mengenai berbahagia yang mencakup standar hidup orang-orang yang berbahagia serta alasan-alasan mengapa orang-orang percaya harus berbahagia.Yesus memberikan pengajaran mengenai berbahagia yang mencakup standar hidup orang-orang yang berbahagia dan standar hidup orang yang berbahagia ialah miskin di hadapan Allah; berdukacita; lemah lembut; lapar dan haus akan kebenaran; murah hatinya; suci hatinya; membawa damai; dianiaya oleh sebab kebenaran; dicela dan dianiaya karena Kristus; difitnahkan segala yang jahat.

References

Abineno, J.L. Ch. 2002. Khotbah di Bukit. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Avanzini, J. 1985. Lebih Dari Cukup. Surabaya: YAKIN.

Barclay,W. 2010. Matius: Pasal 1-10. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Bavinck, J.H. 2007. Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Bible Work 8 -- (bibleworks 8 / init /bw 800. Swc )

Bruce, F. F. 1995. "Matius" dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini. Peny. H. Adiwijono. Jakarta: YBK/OMF.

Carlton, M.E. 2002. Terjemahan Khusus untuk Penerjemahan Dan Pendalaman Alkitab Injil Matius. Jakarta: Kartidaya.

de Heer, J.J. 2007. Tafsiran Alkitab Injil Matius I. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Fernando, A. 1989. Apakah Orang Kristen harus Menderita? Malang: Gandum Mas untuk Kalam Hidup dan YAKIN.

Henry, M. 2007. Tafsiran Injil Matius 1-14. Surabaya: Momentum.

Heriawan, R. 2013. "Kemiskinan." Jakarta: BBC Indonesia.

Hermanto, B. W. 2017. "Kajian Dan Uraian Apologetis Teologis Terhadap Ungkapan "Allah Menyesal" Dalam Alkitab." Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 1(1): 29-48.

Hunter, A.M. 2004. Memperkenalkan Teologi Perjanjian Baru. Jakarta: BPK, Gunung Mulia.

Kingsbury, J.D. 2000. Injil Matius Sebagai Cerita. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Kittel, G. 1981. Theologikal Dictionary of The New Testament, Vol. IV. Grand Rapids, Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing Company.

Ladd, G.E. 1994. Injil Kerajaan. Malang: Gandum Mas.

Lee, Witness. 1997. Perjanjian Baru. Jakarta: YPII.

Nababan, S.A.E. 1988. Iman dan Kemiskinan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Newman Jr., B.M. 2005. Kamus Yunani - Indonesia untuk Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Novum Testamentum Graece. London: United Bible Societis, 1975.

Objantoro, E. 2017. "Sejarah Dan Pemikiran Kaum Injili Di Tengah-tengah Perubahan Dan Tantangan Zaman." Evangelikal: Jurnal Teologi dan Pembinaan Warga Jemaat, 1 (2): 129-138.

Packer, J.L. Tenney, M. C. & White Jr., W. 1993. Dunia Perjanjian Baru. Surabaya: YAKIN.

Pfeiffer, C.F. dan Harrison, E.F. 2001. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Malang: Gandum Mas.

Rienecher, F. 1981. A Linguistic Key To The Greek New Testament, Vol. I: Matthew-Acts. Grand Rapids, Michigan: Zoondervan Publishing House.

Ryrie, C.C. 1985. The Ryrie Study Bible. Chicago: Moody Press.

Stott, J. 1995. Khotbah di Bukit. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF.

Strong, J. 1984. The Exhaustive Concordance of the Bible. Iowa: United Bible Publishers.

Susanto, H. 2003. Konkordansi Perjanjian Baru. Jakarta: LAI.

The Analytical Greek-Lexicon. London: Samuel Bagster and Son Limited, 1974.

Tim Penyusun. 1992. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I: A-L. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF.

Tjandra, Lukas. 1994. Latar Belakang Perjanjian Baru II. Malang: SAAT.

Tulluan, Ola. 1999. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: YPPII.

Verkuyl, J. 2002. Khotbah di Bukit. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Vine, W.E. 1981. Vene's Ekspository Dictionary of Old and New Testamen. Iowa: Word Bible Publishers.

Wenham, J.W. 2005. Bahasa Yunani Koine. Malang: SAAT.

Downloads

Published

2018-07-31

How to Cite

Patandean, Y. E. (2018). Pengajaran Tuhan Yesus Mengenai Berbahagia Dalam Matius 5:3-12. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 2(2), 115–134. https://doi.org/10.46445/ejti.v2i2.103

Issue

Section

Article

Similar Articles

<< < 1 2 3 

You may also start an advanced similarity search for this article.