Konsep Hidup Kekal Menurut Pandangan Dunia Etnis Baliem, Papua Sebagai Potensi dan Krisis Bagi Kontekstualisasi Injil
DOI:
https://doi.org/10.46445/ejti.v5i1.333Keywords:
Mythology, Anthropology, Culture, Eternal life, ContextualizationAbstract
This study reveals the Baliem ethnic concept of "eternal life" and how it relates to contextual gospel preaching (both potential and crisis). The study was conducted using a qualitative approach with a participant observer method supported by a study of a variety of relevant literature with a discussion of the concept of eternal life of Baliem people in Papua. As for the Baliem Society, Papua with a background of traditional societies with a worldview of animism has an eternal view of life which is lived out as an "ideal situation and condition" in the Nabelan-Kabelan myth and "an ideal person or figure" in the Naurekul myth. Through this view of eternal life, there is a "meeting point" and "difference" with the gospel message and Bible values. Because it is possible to be able to advocate and implement a contextual evangelistic approach for the Baliem people in Papua by touching and empowering their cultural values, Thus the Gospel and Christianity are not just a history or monument but are still present and change society while still paying attention to the integrity of the socio-cultural context, especially the people of Baliem, Papua.
Â
Â
ABSTRAK
Studi ini mengungkapkan konsep etnis Baliem mengenai “hidup kekal†dan bagaimana kaitannya dengan pemberitaan Injil yang kontekstual (baik potensi maupun krisis). Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui metode pengamatan partisipan yang didukung dengan kajian kepada beragam literatur yang relevan dengan pembahasan mengenai konsep hidup kekal orang Baliem di Tanah Papua. Masyarakat Baliem, Papua dengan latar belakang masyarakat tradisional dengan pandangan dunia animisme memiliki pandangan hidup kekal yang dihayati sebagai “situasi dan kondisi yang ideal†pada mitos atau legenda Nabelan-Kabelan dan “pribadi atau sosok yang ideal†dalam legenda Naurekul. Melalui pandangan mengenai hidup kekal seperti ini, maka terdapat “titik temu†maupun “perbedaan†dengan berita Injil dan nilai-nilai Alkitab. Karena itu memungkinkan untuk dapat menganjurkan dan melaksanakan pendekatan kontekstualisasi Injil bagi etnis Baliem di Papua dengan menyentuh, memanfaatkan dan memberdayakan nilai budaya etnis Baliem, Dengan demikian Injil maupun kekristenan bukan hanya akan menjadi sejarah atau monumen namun akan tetap hadir dan mengubahkan masyarakat dengan tetap memperhatikan keutuhan konteks sosial budaya, khususnya etnis Baliem, Papua.
References
Abimantrono, A. (Ed.). (1997). Bagaimana Beriman Kepada Kristus di Tengah Umat Beragama Lain. Malang: Dioma.
Alua, A. (2006a). Karakteristik Dasar Agama-agama Melanesia. Abepura-Jayapura: Biro Penelitian STFT Fajar Timur.
Alua, A. (2006b). Nilai-nilai Hidup Masyarakat Hubula di Lembah Balim Papua. Abepura-Jayapura: Biro Penelitian STFT Fajar Timur.
Alua, A. (2006c). Permulaan Pekabaran Injil di Lembah Balim. Abepura-Jayapura: Biro Penelitian STFT Fajar Timur.
Bensley, J. (1994). The Dani Church of Irian Jaya and The Challenges It is Facing Today. Melbourne: Monash Asia Institute, Monash University.
Brownlee, M. (2004). Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Giay, B. (1986). Kargoisme Di Irian Jaya. Sentani: Region Press.
Herwinasastra, H. (2019). Budaya Betangkant Anak Dalam Suku Dayak Keninjal Sebagai Upaya Kontektualisasi Kasih Allah. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 3(2), 200–207.
Hesselgrave, D. J. (1991). Communicating Christ Cross-Culturally, Second Edition (2 edition). Grand Rapids, Mich: Zondervan Academic.
Hesselgrave, D. J., & Rommen, E. (1995). Kontekstualisasi, Makna, Metode dan Model. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kamuri, J. P. (2020). Transformasi Wawasan Dunia Marapu: Tantangan Pembinaan Warga Gereja Di Sumba. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 4(2), 131–143. https://doi.org/10.46445/ejti.v4i2.257
Kana, N. L. (2006). Agama, Budaya dan Konteks. Jakarta: Institute for Community and Development Studies (ICDS).
Katarina, K., & Diana, R. (2020). Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata Sebagai Akses Relasi Sosial Keagamaan. Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi, 1(1), 23–36.
Koentjaraningrat (Ed.). (1994). Irian Jaya: Membangun Masyarakat Majemuk. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Kraft, C. H. (2005). Christianity In Culture: A Study In Biblical Theologizing In Cross-cultural Perspective (25th Annv edition). Maryknoll, N.Y: Orbis Books.
Lieshout, F. (2009). Sejarah Gereja Katolik Di Lembah Balim-Papua. Abepura-Jayapura: Sekretariat Keuskupan Jayapura.
Mawikere, M. C. S. (2018). Pendekatan Penginjilan Kontekstual Kepada Masyarakat Baliem Papua. Jurnal Jaffray, 16(1), 25–54. https://doi.org/10.25278/jj71.v16i1.282
Niebuhr, R. (2006). Kristus dan Kebudayaan. Jakarta: Penerbit Petra Jaya.
Siswanto, K. (2017). Perjumpaan Injil Dan Tradisi Jawa Timuran Dalam Pelayanan Misi Kontekstual. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 1(1), 61–66.
Sunario, A. S. (Ed.). (1994). Kebudayaan Jayawijaya Dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Pustaka Sinar Harapan.
Tanuwidjaja, S., & Udau, S. (2020). Iman Kristen Dan Kebudayaan. Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia, 1(1), 1–14. https://doi.org/10.46445/jtki.v1i1.299
Tomatala, Y. (2007). Antropologi Kebudayaan. Jakarta: YT Leadership Foundation.
Tong, S. (2007). Dosa dan Kebudayaan. Surabaya: Momentum.
Tong, S. (2014). Teologi Penginjilan. Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia.
Wenda, K. (2009). Sejarah Gereja Baptis Papua Barat (P. L. Wenda, Ed.). Jayapura: Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua.




5.jpg)
