Perempuan Dalam Konteks Ritual Agama Kaharingan Pada Suku Dayak Maanyan

Authors

  • Rama Tulus Pilakoannu UKSW

DOI:

https://doi.org/10.46445/jtki.v1i1.289

Abstract

Women today have advanced and developed in showing their existence in various lines of life. But on the other hand there are still many women who experience injustice. One aspect that causes this injus-tice is the patriaki culture system. Because it is necessary to explore various aspects of community life to show the real existence of women. Kaharingan religious ritual among the Dayak Maanyan com-munity is one phenomenon that deserves to be explored in relation to the existence of women in these rituals. Therefore it is necessary to question how women are in rituals. From there then this paper aims to identify the rituals in which there is a figure of a woman who plays an important role. The study was conducted with library research. Based on the data obtained shows that women are very important even the highest position in the ritual which in this case looks at the figure of Wadian. Wadian plays a role not only in relations with humans, but more than that in relationships with the divine.

 

Abstrak

Kaum perempuan saat ini telah maju dan berkembang dalam menunjukkan eksistensinya di berbagai lini kehidupan. Namun pada sisi lain masih banyak juga kaum perempuan yang mengalami ketidak adilan. Salah satu aspek yang menyebabkan ketidakadilan itu adalah sistem budaya patriaki. Karena itu perlu mengeksplorasi berbagai sisi kehidupan masyarakat untuk menunjukkan eksistensi perem puan yang sesungguhnya. Ritual agama Kaharingan di kalangan masyarakat Dayak Maanyan salah satu fenomena yang patut untuk dieksplorasi terkait keberadaan perempuan dalam ritual-ritual tersebut. Karena itu perlu untuk mempertanyakan bagaimana keberadaan perempuan dalam ritual-ritual. Dari situ kemudian tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ritual-ritual yang didalamnya terdapat sosok perempuan yang memegang peranan penting. Penelitian dilakukan dengan penelitian pustaka. Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa perempuan berkedudukan sangat penting bahkan tertinggi dalam ritual yang dalam hal ini tampak pada sosok Wadian. Wadian berperan tidak hanya dalam hubungan dengan manusia, namun lebih daripada itu dalam hubungan dengan ilahi.

References

Ardiana. “Upacara Bubur Walenun Menurut Tradisi Dayak Maanyan Paju Sapuluh.†Skripsi, STT GKE, 2008.

Bae, Sutopo Ukip. “Sejarah Dayak Maanyan, Banjar, dan Merina di Madagaskar.†STT-GKE, 1995.

Baier, Martin. “Perkembangan Sebuah Agama Baru Di Kalimantan Tengah.†Jurnal Masyarakat dan Budaya 9, no. 1 (2007): 123–136.

Bell, Catherine. Ritual theory, ritual practice. Oxford University Press, 1992.

Berger, Peter L., dan Langit Suci. “Agama sebagai Realitas Sosial (Jakarta: LP3ES, 1991).†The Desecularization of the World: Resurgent Religion and World Politics, t.t.

Brata, Ida Bagus. “Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa.†Jurnal Bakti Saraswati (JBS) 5, no. 1 (2016).

Coomans, Michael. Manusia Daya: dahulu, sekarang, masa depan. Gramedia, 1987.

Eller, Jack David. Introducing anthropology of religion: culture to the ultimate. Routledge, 2014.

Fauzi, Moh Yasir. “Sistem Kewarisan Adat Semendo Dalam Tinjauan Hukum Islam.†ASAS 8, no. 2 (2016).

Habib, Zaimul Haq Elfan. “5 Suku di Indonesia yang Menganut Paham Matrilineal - MerahPutih.†Diakses 26 Juni 2020. https://merahputih.com/post/read/5-suku-di-indonesia-yang-menganut-paham-matrilineal.

Haridison, Anyualatha. “Wadian Pangunraun Dalam Pemahaman Masyarakat Kaharingan.†Skripsi: STT-GKE, 2003.

Hudson. Padju Epat: The Ma’anyan of Indonesian Borneo, t.t.

Kristenti, Emi Gemini. “Ikahana dalam Upacara Kematian Dayak Maanyan Paju Epat.†Skripsi, STT GKE, 2004.

Otto, Bernd-Christian, dan Michael Stausberg. “Émile Durkheim The Elementary Forms of Religious Life.†Dalam Defining Magic, 125–138. Routledge, 2014.

Riwut, Tjilik. Kalimantan Membangun. Jakarta: Jayakarta Agung Offset, 1979.

Tulus, Rama. “Agama Sebagai Identitas Sosial.†Disertasi : UKSW, 2010.

Ukur, Fridolin. Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia, 2000.

Weber. Sosiologi Agama. Terjemahan dari Sociology of Religion. Yogyakarta: IRCiSod, 2002.

Yokebeth. “Integrasi Kaharingan Kepada Agama Hindu.†STT-GKE, 1996.

Downloads

Published

2020-06-29

Issue

Section

Articles