Prinsip Pembangunan Iman Jemaat Berdasarkan Kisah Para Rasul

Authors

  • Yohanes Enci Patandean Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran
  • Eli Kristiawati Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

DOI:

https://doi.org/10.46445/nccet.v1i1.703

Keywords:

Kisah Para Rasul, Pembangunan Iman, Kehidupan Rohani, Pertumbuhan Rohani

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis prinsip-prinsip pembangunan iman jemaat yang terdapat dalam Kisah Para Rasul. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan beberapa prinsip pembangunan iman jemaat dalam Kisah Para Rasul adalah Pertama, ajaran Injil menjadi pusat perhatian dan fokus utama para rasul. Para rasul berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Injil kepada semua orang dan membentuk komunitas Kristen yang hidup berdasarkan prinsip-prinsip Injil; Kedua, Kisah Para Rasul menekankan pada kehidupan berjemaat sebagai fondasi dalam komunitas Kristen mula-mula. Kehidupan berjemaat dalam jemaat mula-mula melibatkan pengajaran, persekutuan, saling berbagi, penyembahan, dan pengukuhan iman bersama; Ketiga, Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa kuasa Roh Kudus berperan penting dalam pertumbuhan iman para rasul, hal ini tampak dari peran Roh Kudus yang memberikan mereka kekuatan, keberanian, pengertian, penggenapan janji, dan pengalaman rohani yang memperdalam hubungan mereka dengan Allah; Keempat, Pentingnya kesetiaan dalam penganiayaan bagi para pengikut Yesus yang terlihat dalam keberanian untuk terus memberitakan Injil, mengampuni para penganiaya, dan memuji Allah bahkan dalam situasi yang sulit dan penuh penderitaan.

References

Arifianto, Y. A., & Purnama, F. (2020). Misiologi dalam Kisah Para Rasul 13 : 47 Sebagai Motivasi Penginjilan Masa Kini. KHARISMA: Jurnal Ilmiah Teologi, 1(2), 117–134.

Brink, H. v. d. (1960). Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul. PT. BPK. Gunung Mulia.

Darmawan, I. P. A., Giawa, N., Katarina, K., & Budiman, S. (2021). COVID-19 Impact on Church Society Ministry. International Journal of Humanities and Innovation (IJHI), 4(3), 93–98. https://doi.org/10.33750/ijhi.v4i3.122

Diana, R., & Silitonga, A. R. (2021). Konsep Alkitab tentang Peran Roh Kudus dalam Penginjilan. Jurnal Teologi Praktika, 2(1), 18–28. https://doi.org/10.51465/jtp.v2i1.22

Dixon, R. (2005). Tafsiran Kisah Para Rasul. Gandum Mas.

Doma, Y., & Christiani, A. (2022). Iman Kristen Sejati: Proses Bertumbuh Dan Berbuah Dalam Kebenaran Berdasarkan Matius 13:24-30. SAINT PAUL’S REVIEW, 2(2), 99–111. https://doi.org/10.56194/spr.v2i2.32

Gilbert, M., Johnson, A. R., & Lewis, P. W. (2018). Missiological Research (M. Gilbert, A. R. Johnson, & P. W. Lewis (eds.)). William Carey Publishing.

Guthrie, D. (2010). Pengantar Perjanjian Baru (New Testament Introduction) (Vol. 1). Momentum.

Hamzah, A. (2020). Metode Penelitian Kepustakaan Library Research (Edisi Revi). Literasi Nusantara.

Harming, H., Imanuel, G. Y., & Darmanto, Y. (2020). Pelayanan Lintas Budaya: Sebuah Kajian Tentang Pelayanan Rasul Paulus Dalam Kisah Para Rasul 16:13-40. VOX DEI: Jurnal Teologi Dan Pastoral, 1(1), 78–89. https://doi.org/10.46408/vxd.v1i1.18

L.M., Y. (2020). Model Pertumbuhan Gereja Yang Utuh dalam Kisah Para Rasul 2: 42-47. Jurnal Teologi Berita Hidup, 2(2), 60–75. https://doi.org/10.38189/JTBH.V2I2.33

Matthew, H. (2014). Tafsiran Matthew Henry: Kisah Para Rasul. Momentum.

Nainupu, A. M. Y. (2022). Ujian Untuk Iman Yang Sejati Berdasarkan Matius 13:1-23; 13:36-43. SAINT PAUL’S REVIEW, 2(2), 112–122. https://doi.org/10.56194/spr.v2i2.28

Panjaitan, F. (2021). Penatalayanan Gereja Menurut Kisah Para Rasul 4: 32-37. Ra’ah: Journal of Pastoral Counseling, 1(2), 96–108.

Rumbi, F. P. (2019). Manajemen Konflik Dalam Gereja Mula-Mula: Tafsir Kisah Para Rasul 2:41-47. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 3(1), 9–20. https://doi.org/10.46445/ejti.v3i1.114

Soesilo, Y. (2018). Pentakostalisme dan Aksi Sosial: Analisis Struktural Kisah Para Rasul 2:41-47. DUNAMIS: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani, 2(2), 136–151. https://doi.org/10.30648/dun.v2i2.172

Sumiyati, S., & Mendrofa, E. (2021). Implikasi Pedagogis Pada Sakramen Perjamuan Kudus Dalam Liturgi Gereja. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 5(1), 116. https://doi.org/10.46445/ejti.v5i1.314

Sunarko, A. S. (2020). Implementasi Cara Hidup Jemaat Mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2: 41-47 bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini. KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta, 2(2), 127–140. https://doi.org/10.47167/kharis.v2i2.33

Susanto, H. (2019). Gereja Yang Berfokus Pada Gerakan Misioner. FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika, 2(1), 62–80. https://doi.org/10.34081/fidei.v2i1.23

Sutoyo, D. (2014). Gaya Hidup Gereja Mula-Mula yang Disukai dalam Kisah Para Rasul 2:42-47 bagi Gereja Masa Kini. Jurnal Antusias, 3(6), 1–31. https://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/view/7

Tanhidy, J., Natonis, P., & Budiman, S. (2021). Implementasi Pelayanan Lintas Budaya dalam Gereja Berdasarkan Kisah Para Rasul 10:34-43. LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial Dan Budaya, 4(2), 124–134. https://doi.org/10.53827/lz.v4i2.48

White, E. G. (2011). Kisah Para Rasul. Indonesia Publishing House.

Zaluchu, S. E. (2019). Eksegesis Kisah Para Rasul 2:42-47 untuk Merumuskan Ciri Kehidupan Rohani Jemaat Mula-mula di Yerusalem. EPIGRAPHE: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 2(2), 72–82. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v2i2.37

Downloads

Published

2023-06-30